GNN.COM, KLATEN – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menyampaikan sikap tegas dalam menghadapi persoalan distribusi pangan nasional yang dinilai merugikan petani dan masyarakat luas. Dalam sambutannya saat meresmikan peluncuran kelembagaan 80.081 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP/KKMP) di Kabupaten Klaten, Presiden Prabowo menyerukan langkah konkret untuk menata ulang sistem ekonomi nasional yang lebih adil dan berpihak pada rakyat.
Presiden secara khusus menyoroti praktik curang di sektor penggilingan padi, di mana sejumlah pelaku usaha besar diduga membeli gabah petani di bawah harga pasar dan menjual kembali sebagai beras premium dengan harga jauh di atas harga eceran tertinggi.
Penggiling padi adalah cabang produksi penting. Kalau tidak tertib, saya akan sita dan serahkan ke koperasi. Kita butuh keberanian untuk menegakkan kebenaran dan keadilan,” tegas Presiden Prabowo.
Presiden juga mengungkap potensi kerugian negara mencapai Rp100 triliun per tahun akibat praktik curang tersebut. Dana sebesar itu, menurutnya, dapat digunakan untuk memperbaiki hingga 100.000 sekolah setiap tahun.
Lebih lanjut, Presiden memperkenalkan istilah “serakahnomics”, untuk menggambarkan model ekonomi yang mementingkan keuntungan semata tanpa memperhatikan keadilan sosial.
Ini bukan liberal, neoliberal, klasik, atau sosialis. Ini saya beri nama: serakahnomics. Kita harus melawannya,” ujar Presiden.
Dalam era teknologi dan kecerdasan buatan, Presiden meyakini bahwa pengawasan dan penindakan kini dapat dilakukan dengan cepat dan transparan. Namun, ia menekankan bahwa kekuatan utama bangsa tetap terletak pada keberanian menegakkan Pasal 33 UUD 1945, sebagai landasan sistem ekonomi nasional yang berkeadilan.
Presiden Prabowo mengajak seluruh elemen bangsa — dari MPR, DPR, hingga kepala desa — untuk bersatu demi memperjuangkan kepentingan nasional.Mari kita tegakkan kepentingan bangsa dan rakyat di atas segalanya. Jangan lihat partai atau kelompok. Hanya satu di dada kita: Merah Putih,” pungkas Presiden Prabowo.
Penulis : A Hidayat