GNN COM, KUPANG – Ribuan sopir kendaraan pick-up menggelar aksi demonstrasi besar-besaran di depan Kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Senin (4/8/2025), sebagai bentuk protes terhadap regulasi transportasi yang dinilai menyulitkan rakyat kecil.
Aksi yang berlangsung sejak pagi ini menunjukkan kemarahan dan kekecewaan mendalam para sopir terhadap kebijakan Pemerintah Provinsi yang dianggap tak berpihak pada rakyat kecil, khususnya mereka yang menggantungkan hidup dari roda empat bak terbuka itu.
Pantauan langsung jurnalis GNN, Arifin, menyebutkan bahwa para demonstran mendesak agar Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, turun langsung menemui mereka.
Kami bukan kriminal. Kami bukan koruptor. Kami adalah pejuang ekonomi yang bekerja demi keluarga kami,” tegas salah seorang sopir dalam orasinya.
Para sopir merasa telah memenuhi kewajiban seperti membayar pajak, retribusi, dan iuran lainnya, namun tetap mendapatkan perlakuan diskriminatif di lapangan.
Kami bayar pajak, jasa raharja, retribusi, tapi tetap saja dipersulit. Apa kurang kami?” teriak seorang orator penuh emosi.
Tak hanya sopir laki-laki, kaum perempuan juga turut menyuarakan keresahan. Salah satu orator perempuan menyoroti pentingnya kendaraan pick-up dalam menunjang roda ekonomi lokal.
Kami pikul karung dari Kabupaten Kupang ke kota pakai pick-up, masa dilarang? Kalau begini terus, kami mogok seminggu, biar kita lihat makan nasi putih dari mana,” ucapnya lantang.
Sementara itu, Umbu Putra, Koordinator Lapangan yang juga aktivis GMKI, menegaskan bahwa tuntutan massa aksi hanya satu: bertemu langsung dengan Gubernur.
Kami tidak ingin kekerasan. Kami hanya ingin bertemu Bapak Gubernur. Jangan halangi kami!” serunya, yang disambut sorakan massa.
Ia menambahkan bahwa para sopir bukanlah pelanggar hukum atau pengacau lalu lintas.
Aksi hari ini pun ditutup dengan ancaman damai: jika tidak ada kejelasan dari pihak pemerintah, para sopir dan pedagang berencana menduduki Kantor Gubernur hingga tuntutan mereka direspons.
Kami capek, tapi kami tidak akan diam. Ini bukan soal bisnis, ini soal hidup anak dan istri kami,” tutup Putra.
Penulis: Arifin Z