JAKARTA, GNN.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah, terutama menjelang bulan November.
“Kami mohon agar masyarakat mulai bersiaga menghadapi potensi bencana hidrometeorologi basah, khususnya memasuki bulan November,” ujar Dwikorita pada Senin (13/10/2025).
Ia menyoroti beberapa wilayah yang tergolong rawan, seperti Sumatera Utara, serta sejumlah titik di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Bencana hidrometeorologi basah, seperti banjir bandang, kerap menyebabkan korban jiwa sehingga perlu diantisipasi sejak dini.
“Setelah penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), kini saatnya fokus pada kesiapsiagaan menghadapi musim hujan,” tambahnya.
Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan bahwa saat ini Indonesia tengah memasuki masa peralihan musim, yang berpotensi menimbulkan cuaca ekstrem di berbagai wilayah.
“Cuaca ekstrem terutama terpantau di wilayah Sumatera Utara dan beberapa bagian tengah Pulau Jawa,” jelas Guswanto.
Ia menambahkan bahwa meskipun musim hujan telah mulai terjadi sejak Agustus, penyebarannya tidak merata karena luasnya wilayah Indonesia. Namun, diperkirakan hampir seluruh wilayah akan memasuki musim hujan pada November, dan akan berlangsung merata hingga Februari.
BMKG pun terus mengintensifkan sosialisasi kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. Masyarakat diimbau untuk rutin memantau informasi prakiraan cuaca dan iklim melalui kanal resmi BMKG.
(Red)
