Madrasah Inklusif dan Layanan Disabilitas, Komitmen Kemenag untuk Pendidikan Ramah Difabel

oleh -21 Dilihat
Hari Disabilitas Internasional

TANGERANG, GNN.com Menteri Agama Nasaruddin Umar membuka Peringatan Hari Disabilitas Internasional dengan menyampaikan bahwa Kementerian Agama terus menyiapkan sekolah serta fasilitas publik yang sepenuhnya ramah bagi penyandang disabilitas. Upaya ini mencakup penyediaan sarana pendidikan, transportasi, hingga ruang ibadah yang mudah diakses.

Pernyataan tersebut disampaikan Menag dalam acara peringatan yang digelar di Tangerang Selatan, Rabu (10/12/2025).

“Kami menyiapkan sekolah yang dapat diakses oleh kelompok disabilitas dengan berbagai kebutuhan. Fasilitas khusus juga kami sediakan, mulai dari struktur bangunan madrasah, toilet, musala, dapur, hingga makanannya. Termasuk pula alat pembelajaran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan para difabel,” ungkap Menag.

Pada kesempatan ini, Menag juga menyerahkan bantuan secara simbolis kepada 60 madrasah inklusi, baik negeri maupun swasta, sebagai bentuk dukungan penguatan layanan pendidikan ramah disabilitas.

BACA JUGA :  Prabowo Tegaskan Pasal 33 UUD 1945 Jadi Kompas Pembangunan Nasional

“Dalam rangka memperingati hari besar ini, Kemenag bekerja sama dengan seluruh komponen pendidikan untuk mewujudkan lingkungan belajar yang inklusif,” ujarnya.

Menag menjelaskan bahwa bantuan tersebut akan digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana pembelajaran agar madrasah inklusi dapat meningkatkan kualitas layanan.

“Kami juga memperhatikan layanan antarjemput agar tidak terjadi pembedaan. Bahkan kami memberikan perhatian khusus kepada mereka yang ditakdirkan Tuhan sebagai penyandang disabilitas. Ini adalah wujud keberpihakan kami untuk memastikan mereka tidak menghadapi hambatan dalam mengakses pendidikan,” tambahnya.

Sebagai bagian dari perluasan ekosistem layanan, Kemenag turut meresmikan Unit Layanan Disabilitas (ULD) yang kini hadir di tingkat kantor wilayah, kantor kementerian agama kabupaten/kota, hingga madrasah. Menag menekankan bahwa dukungan tidak hanya diberikan kepada peserta didik difabel, tetapi juga kepada para orang tua dan pengasuh mereka.

BACA JUGA :  Ketua LPM Ciketingudik Salim Samsudin Gelar Pekan Olahraga Jilid lll, Rutin Dilaksanakan Setiap Tahun

“Di balik setiap anak difabel, selalu ada sosok yang sabar mendampingi,” ujarnya.

Keberadaan ULD dinilai strategis dalam memastikan pemenuhan hak penyandang disabilitas di sektor pendidikan serta membuka ruang bagi layanan yang setara.

“Ke depan, kami berharap masyarakat turut memperhatikan kebutuhan kelompok difabel saat membangun fasilitas publik. Baik bagi pengguna tongkat, tuna netra, tuna rungu, maupun pengguna kursi roda. Sediakan akses yang memudahkan mereka memasuki toilet, rumah ibadah, dan sekolah tanpa kesulitan. Berikan pula kemandirian bagi mereka untuk berkarya, termasuk dengan menyediakan perpustakaan braille dan fasilitas lain yang sesuai kebutuhan,” pungkas Menag.

Acara ini turut dihadiri Dirjen Pendidikan Islam Amien Suyitno, Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija, Direktur KSKK Madrasah Nyayu Khodijah, Penasihat DWP Kemenag Helmi Nasaruddin, Ketua DWP Kemenag Sinarliati Kamaruddin, serta Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Asep Saepudin Jahar.

BACA JUGA :  Panglima TNI Hadiri Rapat Dengar Pendapat Dengan Komisi I DPR RI Bahas Revisi UU TNI

 

(Red)

Tentang Penulis: Redaksi ☑️

Gambar Gravatar
Media Online Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *