JAKARTA, GNN.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, sebanyak 95,8 persen peserta dewasa program Cek Kesehatan Gratis (CKG) masih kurang melakukan aktivitas fisik. Data ini diperoleh dari lebih dari 50,5 juta orang yang telah mengikuti program tersebut.
“Pencapaian lebih dari 50,5 juta peserta merupakan tonggak penting dalam upaya peningkatan kesehatan nasional. Namun, hasil ini juga menjadi peringatan serius bahwa aktivitas fisik dan gaya hidup sehat perlu semakin diprioritaskan,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Rabu (5/11/2025).
Dari total peserta, 34,3 juta tercatat mengikuti CKG umum, sedangkan 16,2 juta lainnya merupakan peserta dari program CKG sekolah.
Berdasarkan data hingga akhir Oktober 2025, pada kelompok dewasa ditemukan sejumlah masalah kesehatan selain kurangnya aktivitas fisik, antara lain karies gigi (41,9 persen), obesitas sentral (32,9 persen), serta overweight dan obesitas (24,4 persen).
“Temuan ini menegaskan bahwa penyakit tidak menular masih menjadi ancaman utama bagi kelompok usia produktif,” kata Menkes.
Menurutnya, program CKG bukan sekadar kegiatan pemeriksaan massal, melainkan instrumen strategis untuk deteksi dini dan penanganan awal penyakit. Dengan penanganan sejak dini, peluang kesembuhan meningkat dan risiko penyakit katastropik, kecacatan, serta kematian dapat ditekan.
“Program ini bukan hanya soal jumlah peserta, tapi bagaimana hasilnya bisa dimanfaatkan untuk memperkuat kebijakan, layanan kesehatan, dan intervensi di masyarakat,” lanjutnya.
Hasil serupa juga ditemukan pada kelompok usia lainnya.
– Bayi baru lahir: risiko kelainan saluran empedu (18,6 persen), berat badan lahir rendah (6,1 persen), dan penyakit jantung bawaan kritis (5,5 persen).
– Balita dan anak prasekolah: gigi tidak sehat (31,5 persen), stunting (5,3 persen), dan wasting (3,8 persen).
– Remaja dan pelajar: aktivitas fisik kurang (60,1 persen), karies gigi (50,3 persen), serta anemia (27,2 persen) menunjukkan gaya hidup tidak aktif sudah terbentuk sejak usia muda.
– Lansia: kurang aktivitas fisik (96,7 persen) dan hipertensi (37,7 persen).
Menkes menegaskan, hasil CKG akan menjadi dasar dalam memperkuat kebijakan kesehatan serta promosi gaya hidup sehat di masa mendatang.
“Kami ingin masyarakat tidak hanya sembuh dari penyakit, tetapi juga mampu menjaga kesehatannya secara berkelanjutan,” ujarnya.
Budi Gunadi juga menyampaikan apresiasi kepada tenaga medis, tenaga kesehatan, puskesmas, dan pemerintah daerah di seluruh Indonesia atas kerja sama dan dukungannya dalam menyukseskan pelaksanaan program CKG.
(Red)











